Eksis.id – Sejumlah indikator sebagai tanda pemulihan ekonomi Indonesia. Mulai dari sisi konsumsi rumah tangga hingga pergerakan industri manufaktur mengalami trend positif.
Paling utama adalah kasus harian covid yang melandai. Pemerintah juga secara perlahan kembali melonggarkan mobilitas masyarakat.
“Kalau bisa mengendalikan covid, ekonomi Insyallah akan merangkak naik dan indikatornya itu sudah kelihatan,” ungkap Jokowi dalam webinar, dikutip Eksis.id Kamis (16/11/2021)
Selanjutnya indikator indeks keyakinan konsumen, yang kini ada di level 113,4 atau setara dengan situasi sebelum terjadinya covid-19 pada Maret 2020. Jokowi meyakini IKK akan terus melaju di jalur positif.
“Konsumsi IKK sudah kembali pada posisi sebelum kita kena covid,” ujarnya.
Peningkatan juga terjadi pada Retail dan Sales Index (RSI), di mana ada pertumbuhan 5,2%. RSI sempat anjlok saat triwulan III akibat hantaman varian delta yang memaksa pemerintah memperketat mobilitas.
Jokowi menambahkan, adanya penguatan pada PMI Manufaktur yang mencapai 57,2 per Oktober 2021.
“Sisi produksi PMI manufaktur sudah melampaui sebelum pandemi seinget saya 51, dan sekarang 57,2 maka artinya manufaktur berproduksi, kenapa? karena konsumen minta, ada demand di situ,” terang Jokowi.
Capaian paling menggembirakan adalah ekspor. Di mana bulan ini berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarang dengan nominal US$ 22 miliar atau tumbuh 53,3%. Dorongan ekspor terbesar adalah pertambangan dan perkebunan yang ditopang lonjakan harga komoditas. Peningkatan impor juga terjadi 51% dan bersifat produktif karena ditopang oleh bahan baku.
Tahun ini, ekonomi Indonesia diperkirakan bisa mencapai 4% atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pada kuartal III-2021 ekonomi memang ada perlambatan namun diharapkan kembali meningkat pada akhir tahun. Sementara pada 2022 mendatang pertumbuhan ekonomi diasumsikan 5,2%. *(Aln)