EKSIS.ID – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Jawa Timur sukses menggelar Match Making antar dunia usaha Jawa Timur dengan luar daerah, Match Making dilakukan DPM-PTSP Jatim dengan mempertemukan puluhan pelaku usaha Jatim dengan para pelaku usaha dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang dilakukan di Rich Hotel Yogyakarta, Kamis (23/9/2021) tersebut mempertemukan 54 pengusaha Jatim dan DIY, sebanyak 12 pelaku usaha Jatim melakukan kontrak usaha perdagangan dengan pelaku usaha dari DIY.
Kepala DPM-PTSP Jatim Aris Mukiyono, Jumat (24/9/2021), menyampaikan bahwa kegiatan ini sengaja digelar sebagai upaya Pemprov Jatim memfasilitasi pelaku usaha untuk bisa memperluas akses pasar, dan menemukenali potensi dan pasar antar daerah. Terlebih, kegiatan Match Making di DIY kemarin juga dihadiri oleh KADIN, HIPMI, GPEI.
“Di Match Making ini, pelaku usaha antar daerah memaparkan usahanya dan kebutuhannya. Apa yang kurang yang potensial bisa diisi oleh pelaku usaha Jatim dan sebaliknya. Itu bisa ketemu dari pertemuan ini. Yang harapannya Match Making ini bisa membawa pelaku usaha Jatim naik kelas, dari kecil menjadi menengah, dari lokal menjadi global, dan merambah internasional,” tegas Aris.
Tidak hanya itu, di forum ini juga digelar one on one meeting. Yang tujuannya menggali potensi kolaborasi antara pelaku usaha Jatim dengan pelaku usaha dari DIY.
“Alhamdulillah kemarin itu langsung ada 12 pelaku usaha kita yang saling taken contract dengan pelaku usaha DIY. Ada yang tanda tangan MoU untuk peningkatan usaha suplai bawang merah, biji edamame sisa ekspor untuk produksi granola, suplier bahan baku porang, olahan makanan frozen, dan banyak lagi. Ini sinyal positif bahwa mereka mendapatkan bisnis baru, market baru, yang kita harapkan menjadi potensi usaha yang memajukan mereka masing-masing,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikan Aris, memajukan sektor usaha kecil dan menengah menjadi kerja strategis dalam mewujudkan Jatim Bangkit. Sebagaimana diketahui usaha kecil dan menengah di provinsi Jatim menopang 57,25 persen PDRB daerah.
Sehingga di masa pandemi saat ini, memberikan dorongan UMKM agar terus maju dan berkembang menjadi upaya yang diandalkan. Agar mereka juga memiliki akses pasar yang lebih luas, sehingga omset meningkat, keuntungan meningkat, maka kesejahteraan juga akan meningkat.
“Kegiatan ini akan terus kita lakukan dan nanti juga akan disinergikan dengan OPD terkait seperti misalnya melalui Misi Datang dan Investasi, sehingga lebih masif menumbuhkan ekonomi daerah,” tegas Aris.
“Sebab kita tidak akan tahu apa yang menjadi kebutuhan suplai-demand antar satu daerah dengan yang lain yang bisa kita isi, jika tidak saling bertemu dan berdiskusi satu sama lain,” pungkas Aris.